Rabu, Februari 06, 2008

MENEGUR DENGAN KASIH

“Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” Galatia 6:1

Teguran kepada orang yang bersalah merupakan salah satu bentuk dari kepedulian. Namun jika teguran tidak diutarakan dengan benar maka makna teguran itu sendiri bisa disalahartikan. Benarlah kata pepatah, “maksud benar, tapi cara salah, tetap salah.”
Untuk menjaga agar nilai sebuah teguran dalam kehidupan orang percaya tetap berarti, maka kita perlu mengembangkan pola menegur dalam kasih seperti tertulis dalam Galatia 6:1. Dalam hal ini, rasul Paulus memberikan pedoman untuk mendekati mereka yang telah bersalah dan pada saat yang sama mengharuskan adanya tindakan ‘pencegahan’ dari si penegur itu sendiri.
Ketika kita bertindak sebagai pemberi teguran maka hendaklah kita memimpin …dalam roh yang lemah lembut. Dalam teks asli Yunani, kata “memimpin” (Katartizo) berarti “Memulihkan, membetulkan jaring atau jala atau membetulkan tulang yang patah.” Ibarat seorang ahli bedah yang bertugas untuk mengambil sesuatu yang tumbuh dalam tubuh seseorang atau menyambungkan kembali anggota tubuh yang patah. Tindakan pemulihan dan pembetulan ini membutuhkan perlakuan yang tidak sembrono atau semena-mena, tapi harus dengan kesabaran. Lakukan dengan roh yang lemah lembut. Ini adalah wujud dari kasih kita kepada orang yang bersalah.
Di sisi yang lain, karena kasih itu harus adil, maka sementara membetulkan orang yang bersalah, si penegur seharusnya berusaha untuk juga perlu menerapkan anjuran-anjuran-nya kepada dirinya sendiri. Inilah salah satu cara untuk menjaga agar dirinya tidak jatuh pada kesalahan yang sama.

“Jangan Cuma menemukan kesalahan.
Temukan suatu perbaikan yang dilakukan atas dasar Kasih”

Tidak ada komentar:

Anda dimana ya?

Free Profile Map from ModMyProfile.com