Rabu, Juni 18, 2008


RINGKASAN KHOTBAH

Pdt. Amelia Kimberly Ann Rumbiak, M.A

Nats : Matius 18:21-35

Bersikaplah Adil kepada Sesama MANUSIA melalui PENGAMPUNAN YANG TANPA BATAS

PENDAHULUAN:

  • Setiap orang pastilah pernah kecewa, marah dan sakit hati kepada orang lain, namun tidak semua orang mampu ataupun pernah mengampuni orang lain. Pada hakekarnya sebagai manusia normal, pasti tidak akan bisa menerima bila dirinya menjadi ’korban’ atas perbuatan orang lain.
  • Seseorang pernah berkata, ”mengampuni 100 orang yang berbeda dengan 100 kesalahan lebih mudah daripada kepada 1 orang dengan 100 kesalahan yang sama.”
  • DARI SUDUT PANDANG MANUSIA: Pengampunan sangat sukar untuk dilakukan, namun YESUS MENUNTUT KITA sebagai anak-anak-Nya untuk saling mengampuni sebagai suatu tindakan/wujud nyata dari tindakan adil kita terhadap pengampunan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Ini suatu tindakan kedewasaan rohani. Tuhan Yesus menegaskan bahwa kita tidak akan menerima pengampunan-Nya sebelum kita lebih dahulu mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.
  • Ingatlah bahwa Allah kita adalah Allah yang adil sehingga apapun yang kita perlakukan kepada setiap orang akan menjadi bahan pertimbangan-Nya untuk memperlakukan kita. Lihatlah beberapa contoh berikut ini:
  1. Lukas 6:37, Yesus berkata, ”Ampunilah dan kamu akan diampuni.”
  2. Matius 6:12, 14 & 15 menulis, ”Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami..karena jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
  3. Markus 11:25, ”Jika seseorang berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhdap seseorang, supaya Bapamu yang di Surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”

Jika begitu, MENGAPAKAH KITA PERLU BERSIKAP ADIL KEPADA SESAMA MANUSIA MELALUI PENGAMPUNAN YANG TANPA BATAS?

I. DENGAN MENGAMPUNI TANPA BATAS, KITA MENJADI ORANG YANG MENGHORMATI PENGAMPUNAN TUHAN ATAS KESALAHAN YANG TELAH KITA LAKUKAN (ay.23-27)

  • Ketika Petrus bertanya kepada Yesus mengenai jumlah keharusan seseorang mengampuni orang lain, ia coba memberikan jumlah paling tinggi yaitu 7.
  • Dalam ajaran para rabi (kita Yoma 5:13) mengatakan, ”Jika orang bersalah 1,2 atau 3 mereka akan diampuni, tetapi kalau yang ke-4 kali mereka tidak akan diampuni. Para rabi hanya mewajibkan seseorang mengampuni orang lain hebanyak 3 kali.
  • Yesus memberikan pemahaman baru, bahwa pengampununan kepada orang yang bersalah kepada kita itu seharusnya tak terbatas (no limits). Kata Yesus, pengampunan seharusnya tujuh kali dan tujuh kali lagi sebanyak sepuluh kali atau tujuh kali dan tujuh kali lagi, berulang kali sampai kita tidak dapat menghitungnya.
  • Yesus tidak suka dengan model pengampunan yang picik, yang berkaitan dengan hitungan jumlah karena baginya yang terutama adalah kerelaaan hati dalam mengampuni. JADI, bagi Yesus: tidak ada batas bagi orang percaya untuk mengampuni orang lain. Pengampunan adalah gaya hidup.
  • Untuk menegaskan hal ini, Yesus memberikan sebuah perumpamaan yang mengatakan mengenai seorang hamba/ gubernur yang punya akses kepada bendahara raja. Hutangnya 10 ribu talenta diampuni.
Setelah dihitung jumlahnya sangat banyak, dia akan segera dijual dengan istri dan anak-anaknya. Tapi setelah sujud menyembah dan minta keringanan, hutangnya justru dihapuskan sama sekali. Dia keluar dengan sukacita. Demikian halnya dengan kita......... Sebenarnya di hadapan Tuhan, kita memiliki banyak kesalahan dan pelanggaran. Sangat besar sekali. Seharusnya bila menghitung pelanggaran kita, telah banyak dosa dan kesalahan yang kita perbuat, namun Tuhan bersedia mengampuni kita. Oleh karena itu kita perlu berbuat adil dengan mengampuni orang lain.
  • Ilustrasi: Pengampunan yang segudang. Alkisah, ada seorang anak tunggal yang sangat disayang oleh ibunya yang sudah menjanda. Anak itu telah salaha menafsirkan kebaikan ibunya sehingga dia seringkali berfoya-foya dan akhirnya terlibat dengan pergaulan yang tidak baik. Akhirnya suatu hari ia membongkar lemari dan mencuri perhiasan ibunya lalu melarikan dirinya jauh dari rumah. Uang hasil penjualannya itu dipakai hingga habis untuk bersenang-senang. Satu persatu temannya meninggal kan dia. Penyesalan yang sangat dalam meliputinya. Ia berupaya untuk mempertahankan dihidupnya dengan bekerja, tapi karena dia sendiri tidak memiliki kepandaian tertentu maka iapun hanya melakukan pekerjaan kasar saja. Suatu hari, teringatlah ia untuk kembali ke rumah ibunya. Akhirnya, iapun menuliskan surat pada secarik kertas dan mengirimkan kepada ibunya. Katanya, “Ibu...jika ibu bersedia mengampuni saya...tolong jemurkan sebuah seprei di bagian depan rumah sebagai tanda.” Hari yang ditentukan tiba. Setelah turun dari kereta api, iapun menuju ke rumah....dengan hati berdebar-debar...ia melihat.....ternyata...di depan rumahnya bukan saja bergantung satu seprei..melainkan beberapa helai seprei...! Jawab ibunya, “Anakku tahukan kami mengapa ibu tidak saja menggantung satu melainkan beberapa seprei...karena memang sejak dulu...walaupun kau telah bersalah..ibu tetap mengasihi dan mengampunimu...’
II. DENGAN DEMIKIAN KITA SEBENARNYA SEDANG membebaskan DIRI dari tindakan bengis terhadap kesalahan orang lain (ay.28-35)
  • Setelah keluar, hamba ini seharusnya mempunyai hati yang penuh dengan pengampunan. Sayangnya, justru sebaliknya. Ketika ia bertemu dengan seorang yang berhutang 100 DINAR kepadanya, dia sama sekali berlaku tidak adil. Keterangan: 100 Dinar x Rp. 1000 = Rp. 100.000 (seratus ribu).
  • Begitu bertemu, maka hamba yang telah dibebaskan dari hutang piutang ini, langsung bertindak kasar (menangkap dan mencekik), kawannya dan mengharuskannya melunasi seluruh hutangnya.
  • Walau kawannya itu telah meminta pengertiannya, hamba/gubernur ini justru bertindak lebih tidak adil lagi yaitu menjebloskan kawannya yang berhutang sedikit ini ke dalam penjara. Ia telah menjadi hakim yang begis untuk orang lain. Perbandingan nilai/jumlah nominal dari hutang mereka sangat jauh sekali perbedaannya.
  • Gubernur ini memiliki hutang yang sangat banyak dan dia mendapatkan pengampunan. Sementara kawannya yang berhutang sedikit, justru diperlakukan secara kejam.
  • Ingatlah hal ini baik-baik, ”Bila hati kita sarat dengan perhitungan terhadap kesalahan orang lain, hal ini akan menjadikan kita orang yang tidak adil bahkan cenderung untuk bersikap bengis.”
  • Dengan membiarkan perbuatan salah orang, mengingatnya dan terus menerus membenci orang tersebut, sebenarnya merupakan orang yang ‘terpenjara dan tertaklukkan” oleh orang yang dibencinya.
  • Sebagai contoh simaklah kisah berikut ini: Elisabeth Kenny, seorang perawat Australia dan pencipta metode Kenny untuk merawat Polio, suatu hari ditanya oleh seorang sahabatnya rahasia dia selalu bersenyum dan tenang walaupun diperlakukan buruk oleh seseorang. Dia tertawa dan berkata, “sebenarnya sebagai seorang gadis, saya juga dulu suka marah jika melihat orang lain menyakiti saya, tetapi suatu saat ibu saya memberikan nasehat begini, “Elisabeth, orang bisa membuat kamu marah, maka sebenarnya orang itu telah berhasil menaklukkanmu.´
  • Yesus mengetahui betul bahwa secara psikologis, pengampunan akan menjadi obat atas setiap kemarahan yang disebabkan oleh keadaan dan orang-orang yang ada di sekitar hidup kita.
  • penginjil Billy Graham pernah berkata, ” Di dalam dunia ini, ada 3 kata yang mendatangkan kesembuhan yaitu SAYA MENGAMPUNI ANDA.” Orang pertama yang kita bebaskan ketika kita mampu mengampuni segala macam kesalahan orang lain adalah diri kita sendiri.

Kemarahan Yang merugikan (Efesus 4:26)

Suatu ketika Abraham Lincoln bertengkar dengan istrinya. Masing-masing tidak mau mengalah. Akibatnya mereka tidak saling menegur untuk beberapa hari lamanya. Suatu hari Lincoln bekerja sampai larut malam, dia harus bangun pagi untuk tugas penting di kantornya. Semula ia ingin minta tolong kepada istrinya untuk membangunkannya pagi-pagi. Tetapi karena gengsi ia hanya menulis pada secarik kertas, “Mam, bangunkan saya pada jam 6 pagi.” Dia meletakkan di meja dan tidur. Keesokan harinya dia bangun jam 11.00 siang. Ia sangat terkejut dan marah pada istrinya. Tetapi kemudian ia terdiam dan menemukan secarik kertas yang berbunyi, “Pap, bangun!! Sudah jam 6 pagi.”

  • Cobalah perhatikan dengan saksama, sebuah kisah nyata dari kuasa pengampunan berikut ini:

Seorang wanita berkulit hitam yang telah rentan dengan pelahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan. Umurnya kira-kira 70 tahun. Di wajahnya tergores penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun. Di depan dia, duduklah di kursi terdakwa, Mr.van der Broek yang telah membunuh anak laki-laki dan suami dari wanita tua renta ini.
Mr.van der Broek ini dalam banyak tahun yang silam, telah datang ke rumah ibu itu dan mengambil anaknya dan menembak serta membakar tubuhnya. Beberapa tahun kemudian, ia datang kembali dan membawa suaminya. Selama 2 tahun, wanita ini tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Namun suatu hari, van der Broek ini datang dan membawa wanita ini dan membawa wanita ini dekat sebuah sungai untuk melihat suaminya diikat dan disiksa. Suaminya dipaksa untuk berdiri di atas tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir dari suaminya ketika itu adalah, ”Bapa, ampunilah mereka.”
Banyak tahun kemudian, van der Broek ditangkap dan dinyatakan bersalah karena tindakannya terhadap anak dan suami dari wanita ini. Kini giliran untuk memutuskan hukuman apa yang pantas baginya. Hakim mulai bertanya kepada wanita ini, ”Wanita, inilah orang yang telah bersikap tidak adil kepadamu dengan membunuh anggota keluargamu. Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang yang brutal ini?”
Wanita itu kemudian menjawab, ”Saya menginginkan 3 hal, yaitu:

  • Saya ingin van der Broek membawa Saya ke tempat ia membunuh suami dan anak Saya. Saya ingin mengumpulkan debu mereka untuk menguburkannya secara terhormat. Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan, ”Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya.”
  • Oleh karena itu, permintaan Saya yang kedua adalah, Saya ingin Mr.van der Broek menjadi anak Saya. Saya ingin dia datang 2 kali sebulan ke Ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya.
  • Akhirnya, Saya ingin agar Mr.van der Broek mengetahui bahwa Saya memberikan MAAF baginya karena Yesus mati untuk mengampuni. Karena itu jugalah perkataan suami Saya saat terakhir. Karena itu, saya ingin seseorang membantu saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr.van der Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa saya benar-benar mengasihinya.

Ketika para petugas pengadilan membawa wanita ini ke depan, Mr. Van der Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya, maka iapun pingsan. Semua orang yang berada dalam ruang pengadilan dan melihat HARI PENUH DENGAN PENGAMPUNAN ITU serta merta menyanyikan lagu ’Amazing Grace... Sangat besar anugrah-Mu.” Sangat berbeda dengan seorang yang telah diampuni, dia justru telah bersikap tidak adil. Ketika melihat kenyataan ini, teman-temannya yang lain melaporkan kepada sang raja. Maka segeralah raja segera menyuruh orang untuk memanggil gubernur yang begis ini dan mulai membuat perhitungan dengan dia (Lihat ayat 32-34).

Benarlah anjuran Yesus kepada kita: sebuah kepastian dari hal mengampuni ini tertera dalam ayat. 35. Yesus berkata, ”MAKA BAPAMU YANG DI SORGA AKAN BERBUAT DEMIKIAN JUGA TERHDAP KAMU, APABILA KAMU MASING-MASING TIDAK MENGAMPUNI SAUDARAMU DENGAN SEGENAP HATIMU”

PENUTUP:
Karena itu, YESUS MAU KITA BERLAKU ADIL DENGAN MENGAMPUNI ORANG LAIN TANPA BATAS, KARENA DIA LEBIH DAHULU MENGAMPUNI DOSA KITA YANG BESAR. JUGA SECARA PSIKOLOGIS KITA AKAN TERTOLONG UNTUK TIDAK MENJADI HAKIM YANG BENGIS BILA KITA MENGAMPUNI.

SUDAHKAH KITA MENJADI ADIL DENGAN MEMBERIKAN PENGAMPUNAN

YANG TANPA BATAS KEPADA SETIAP ORANG YANG BERSALAH KEPADA KITA??

Rabu, Juni 11, 2008

SOCRATES DAN PENGETAHUANNYA


Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu dengan filsuf besar itu dan berkata, “ Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?”

“Tunggu beberapa menit,” Socrates menjawab. “Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test.”

“Triple Filter?” “Benar,” kata Socrates. “Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test.”

Filter pertama adalah KEBENARAN. “Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?” “Tidak,” jawab orang itu, “sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu." “Baik,” kata Socrates. “ jadi Anda tidak yakin bila itu benar.

Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?” “Tidak, malah sebaliknya …” “Jadi,” Socrates melanjutkan, “Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar.

Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?” “Tidak, samasekali tidak.”

“Jadi,” Socrates menyimpulkan, “ bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar, buruk dan bahkan tak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya pada saya?”
Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat.

Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi.

Sabtu, Juni 07, 2008

BELAJAR UNTUK MEMAAFKAN DAN MELUPAKAN


Ada sebuah cerita mengenai dua orang sahabat yang berjalan melalui gurun pasir.Pada suatu saat dalam perjalanan itu,mereka bertengkar,dan salah seorang dari mereka menampar pipi yang lain.

Orang yang mendapat tamparan terluka hatinya,tapi tanpa mengucapkan sepatah kata pun,ia menulis di pasir:" HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPAR PIPIKU".

Mereka melanjutkan perjalanan sampai menemukan sebuah oasis,dimana mereka memutuskan untuk mandi disana. Waktu itu orang yang menerima tamparan dan sakit hatinya,tenggelam dan temannya berhasil menyelematkannya. Setelah pulih dari rasa takutnya,ia menulis di sebuah batu:"HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.”

Teman yang telah menampar dan menyelamatkan sahabatnya,bertanya,"Mengapa setelah saya menyakitimu kamu menulis di pasir,dan sekarang kamu menulis di batu?"

Yang ditanya tersenyum dan menjawab:" Saat seorang teman menyakiti kita ,kita harus menuliskannya di pasir,di mana angin maaf akan bertugas menghapusnya,dan saat sesuatu yang hebat terjadi, kita harus memahatnya di batu kenangan di hati,dimana tidak ada angin yang dapat menghapusnya."

Belajarlah untuk menulis di pasir bila sahabat saudara menyakiti anda.

Jumat, Juni 06, 2008

AJARAN 3B


Seorang pemuda datang berkonsultasi kepada pendeta.

Pemuda : "Pendeta, mengapa saya tidak pernah menemukan jodoh saya? Mengapa saya belum pernah berhasil mendapatkan seorang pacar sekali pun?"

Pendeta : "Gadis seperti apa yang kau inginkan?"

Pemuda : "Saya menginginkan gadis yang putih, cantik, tinggi,pintar,perhatian dan mencintai saya."

Pendeta : "Ohhh ... kalau begitu kamu harus melaksanakan ajaran "3B". 'B' yang pertama adalah 'BERUSAHA', apakah kamu sudah cukup berusaha?"

Pemuda : "Wah ... yang namanya usaha tuh sudah saya lakukan dengan maksimal. Sudah sangat banyak tempat yang saya lalui demi mendapatkan gadis impian saya itu."

Pendeta : "Kalau begitu kamu harus melaksanakan 'B' yang kedua, yaitu 'BERDOA' bila perlu berdoa dan berpuasa."

Pemuda : "Pak Pendeta, setiap hari saya berdoa untuk hal ini,bahkan berpuasa Senin Kamis ...."

Pendeta : "Wah ... mungkin kamu harus melaksanakan ajaran 'B' yang ketiga."

Pemuda : "Apa itu, Pak?"

Pendeta : "BERCERMIN!"

Kamis, Juni 05, 2008

Allah yang Memampukan


Allah yang membuatmu mampu untuk melakukan segala sesuatu:

Untuk tersenyum walaupun menangis

Untuk bertahan ketika engkau merasa hendak menyerah

Untuk berdoa ketika engkau kehabisan kata-kata

Untuk mencintai sekalipun hatimu telah hancur berkali-kali

Untuk duduk dengan tenang
ketika engkau merasa kalah terhadap kekecewaan

Untuk terus mengerti ketika tak satupun yang kelihatan memberi arti

Untuk mendengarkan ketika engkau sebenarnya tidak mau mendengarkan

Untuk berbagi perasaanmu dengan orang lain sekalipun engkau sendiri sedang memikul beban yang berat

Segala sesuatu menjadi mungkin, karena Allah membuatmu mampu

untuk berbuat semua perkara di atas.

By: Faye Sweeney

Senin, Juni 02, 2008

A BEAUTIFUL PRAYER


I asked God to take away my habit.
God said, No. It is not for me to take away, but for you to give it up.

I asked God to make my handicapped child whole.
God said, No. His spirit is whole, his body is only temporary.

I asked God to grant me patience.
God said, No. Patience is a byproduct of tribulations; it isn't granted, it is learned.

I asked God to give me happiness.
God said, No. I give you blessings; Happiness is up to you.

I asked God to spare me pain.
God said, No. Suffering draws you apart from worldly cares and brings you closer to me.

I asked God to make my spirit grow.
God said, No. You must grow on your own! but I will prune you to make you fruitful.

I asked God for all things that I might enjoy life.
God said, No. I will give you life, so that you may enjoy all things.

I ask God to help me LOVE others, as much as He loves me.
God said...Ahhhh, finally you have the idea.

May God Bless You,
"To the world you might be one person, but to one person you just might be the world"

Anda dimana ya?

Free Profile Map from ModMyProfile.com