Jumat, September 19, 2008

Terapi untuk Tukang Kritik

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Matius 7:3)

Yesus Tuhan dan juruselamat kita sangat adil dalam memberikan hukum-hukum rohani untuk hidup bersama. Lihat saja pernyataan Matius 7:3 di atas. Di dalamnya tertera suatu pesan penting yaitu apapun yang tidak kita sukai dari orang lain, itu juga yang harus kita koreksi dari diri kita sendiri. Jika tidak, maka kita sudah bersikap tidak adil.

Siang itu, seorang wanita yang sering mengeluarkan kata-kata sindiran kepada orang lain kena ‘batunya’. Seorang rekan kerjanya dengan keras melontarkan kata-kata terguran atas suatu kesalahan yang telah dibuatnya. Karena posisinya lebih rendah, iapun diam saja. Ketika kembali ke ruangnya, iapun terdiam.

Dalam kekesalan hatinya, terdengar bisikan suara hati, “diamlah dan pikirkan dirimu.” Karena binggung dengan maksud suara itu, ia berusaha tenangkan pikirannya dan mulai bekerja. Sisa waktu kerjanya dipakai untuk diam dan pikirkan dirinya. Luar biasa hasilnya, kejadian itu menjadi kesempatan untuk koreksi diri.
Kesadaranpun muncul. Ia tidak akan menjadi seorang tukang kritik karena apa yang dialaminya sangat menyakitkan.

Benarlah perkataan Tuhan, jika kita ingin menjadi seorang yang ingin menjadi pengkritik, tolong periksa dulu, apakah kita telah benar dalam hal yang hendak kita kritik dari orang lain. Ini terapi yang paling ampuh untuk tukang kritik.

“Sebelum mengkritik, tolong periksa dulu dirimu dan pastikan Anda tidaklah demikian.!!”

Tidak ada komentar:

Anda dimana ya?

Free Profile Map from ModMyProfile.com