Senin, Februari 18, 2008

GOSSIP ‘DISCONNECTED’ PEOPLE

Sebenarnya kata “Gossip” (bhs Inggris) yang di dalam bahasa kita cukup ditulis gosip ini, bukanlah kata yang asing buat telinga kita. Bahkan (mohon maaf sebelumnya...!!!) kalau mau jujur untuk mengakuinya, sekurang-kurangnya satu kali kita pernah menjadi penggosip, orang yang menggosip. Entahkah gosipnya dalam skala kecil maupun dalam skala yang besar.

Supaya tidak salah paham tentang maksud kata gosip ini, maka lebih dulu kita perlu tahu sebenarnya pengertian kata gosip itu sendiri. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata gosip adalah Obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan. Sedangkan Menggosip adalah Mengguncingkan orang lain; mendesasdesuskan. Jika memperhatikan dengan saksama, maka baik kata benda ‘gosip’ atau kata kerja ‘menggosip’, bermakna negatif. Dari pengertian katanya saja, sebenarnya gosip memiliki potensi untuk merusak hubungan antar manusia, atau dengan kata lain gossip disconnected people. Dengan menggosip, ‘hak/kebenaran’ hidup orang lain sedang dilanggar dan menyebabkan rusaknya hubungan antar manusia.

Ruang lingkup yang dapat terkena dampak buruk dari adanya gosip meliputi berbagai sisi kehidupan. Ingatlah bahwa GOSIP, BISA MERACUNI SETIAP ORANG DALAM SETIAP SEGI KEHIDUPAN. Mulai dari menjatuhkan pemerintah, merusak perkawinan dan menghancurkan usaha. Berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang, adanya gosip dapat mencemarkan nama orang lain, menyebabkan hati bingung, menimbulkan gangguan lambung bagi orang digosipkan, membangkitkan kecurigaan, menebarkan kepedihan, mengakibatkan orang menangis pilu karena masa depan jadi kelabu. Bahkan dengan menggosip, seseorang telah mencemooh manusia lainnya.

Pelaku gosip (penggosip) tidak mengenal jenis kelamin ataupun usia dan
lingkungan tempat tinggal. Penggosip tidak selalu identik dengan para wanita yang memang secara alami memiliki kesukaan untuk ‘ngobrol’ dengan kaumnya selama berjam-jam. Gosip bisa saja dilakukan oleh seorang pria ataupun anak-anak. Gosip juga tidak mengenal lingkungan dimana seseorang berada. Karena gosip bisa saja bergulir di dalam tempat kerja (kantor), sekolah, rumah bahkan di gereja juga. Karena itu berhati-hatilah agar kita tidak menjadi salah satu penggosip yang akan mendatangkan bahaya bagi orang lain.

Supaya kita semakin hati-hati dan menjauhkan diri dari menggosipkan orang lain, maka simaklah cerita berikut ini yang akan menjelaskan kepada kita apa sebenarnya yang dapat dikategorikan sebagai gosip. Peristiwa ini terjadi di sebuah kapal pesiar yang mewah. Terdapat suatu peraturan oleh pemilik kapal itu kepada para perwira yang bertugas di bagian dek untuk mencatat segala yang terjadi, baik tentang posisi kapal maupun pola tingkah laku dari setiap perwira. Suatu ketika, perwira dek mabuk karena ombak laut. Sang kapten yang melihat itu segera mencatat dalam buku catatan untuk hari itu, “perwira dek mabuk hari ini.”
Mengetahui hal itu, sang perwira dek ini mendatangi sang kapten dan memohon untuk menghapus catatan itu karena akan membahayakan kelangsungan pekerjaaannya. Peristiwa itu sebenarnya merupakan pelanggaran pertama dari sang perwira dek kapal tersebut. Sekalipun telah memintanya dengan sangat, sang kapten menolak sambil berkata, “Peristiwa ini adalah kenyataan dan harus dicatat.”

Beberapa hari kemudian, perwira itu sedang di tangga dan hari itu adalah gilirannya untuk memegang buku catatan. Dia mencatat lokasi, kecepatan dan jarak yang ditempuh pada hari itu. Kemudian ia menambahkan, “Kapten tidak mabuk hari ini.” Ketika membaca laporan itu, sang kapten melemparkan protes terhadap catatan tambahan itu karena akan menimbulkan kesan yang keliru. Kesan yang mungkin saja muncul adalah bahwa sang kapten tidak biasa untuk tidak mabuk. Protes dari sang kapten ditolak oleh sang perwira dek itu dengan dalih, “Peristiwa itu adalah kenyataan dan harus dicatat.”

Kisah di atas menjelaskan bahwa dalam hubungan kita sehari-hari dengan orang lain, akan kita temui adanya fakta-fakta yang benar untuk bisa dikatakan, namun pilihan waktu dan cara menyatakannya yang tidak bijaksana bisa saja memberikan kesan yang keliru tentang tindakan dan sifat orang lain. Ini tergolong, “setengah kebenaran” alias gosip!!! Jadi berhati-hatilah agar tidak menjadi anak Tuhan yang melakukan “setengah kebenaran” kepada orang-orang lain dan bukan kebenaran yang sepenuhnya. Hal ini berakibat fatal untuk orang lain sebab “Gossip Disconnected People.”

Menyadari semua hal ini maka hindarkan diri dari menggosip. Caranya adalah sebagai berikut:
A. Pertimbangkan baik-baik sebelum anda mengulang sebuah cerita/fakta.
  • Tanyakanlah pada diri anda sendiri, benarkah cerita itu?
  • Wajarkah cerita itu?
  • Dan perlukah saya menceritakan gosip itu?Kalau tidak, lebih baik anda diam.
B. Pertimbangkan nasehat-nasehat dari firman Allah berikut ini:
Dengan menggosip, seseorang telah menghabiskan waktunya secara sia-sia. Tidak pernah ada waktu untuk menggosip yang kurang dari 10 menit. Benarlah kata masyarakat kita...gosip:semakin digosok, semakin sip.! Padahal Efesus 5:16 menyadarkan kita untuk pergunakan waktu-waktu yang ada secara tepat karena hari-hari ini adalah jahat. Jangan ikutan ‘menjahati’ orang lain dengan menggosip.

Isi dari gosip adalah ‘setengah kebenaran’ berarti tidak benar. Mengapa kita harus melakukan ketidakbenaran. Ini tergolong kebohongan. Tuhan Yesus telah memanggil kita sebagai anak-anak-Nya untuk melakukan kebenaran bukan kebohongan. Untuk melepaskan kita dari kebohongan maka ikuti saran dari Kolose 3:16. Ijinkan dan membiarkan perkataan Kristus diam di dalam kita, supaya kita dapat melakukan hal-hal yang memuliakan Tuhan. Bila seseorang menggosip, maka bukanlah membiarkan perkataan Kristus diam di dalamnya. Karena itu kita perlu mempertimbangkan kembali nasehat rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana harus memberi jawab kepada semua orang (Kolose 4:6).”

Hati-hatilah dengan lidah kita agar tidak menjadi orang yang memuliakan Allah pada satu sisi tetapi menghacurkan orang lain di sisi yang lain. Nasehat paling baik untuk hal ini dapat disimak dari surat Yakobus 3:1-12. Kita telah menelusuri bahaya dan catatan Alkitab tentang gosip. Karena itu sudah saatnya untuk lari menghindar dari gosip dan mulai membenah diri sesegera mungkin. Tunduklah di hadapan Tuhan dan mintalah pengampunan kepada-Nya. Mintalah Roh Kudus untuk selalu pimpin kita kepada segala kebenaran Tuhan agar yang selalu kita pikirkan dan lakukan adalah hal-hal yang benar juga.

Tidak ada komentar:

Anda dimana ya?

Free Profile Map from ModMyProfile.com